Masih terngiang jelas ditelingaku saat itu…
Saat engkau katakan tiada dzat yang engkau sembah selain-Nya
Kau katakan pada ku bahwa cintamu karena-Nya
Tapi.. engkau menduakan-Nya seolah-olah Dia tiada mengetahuinya
kau katakan mencintai-Nya… tapi kau sembah dan puja selain-Nya..
Bahkan kau katakan engkau tak bisa hidup tanpa yang selain-Nya..
kau habiskan waktu mu untuk syahwat, perasaan dan angan-angan tak berujung..
bukan dengan yang engkau cintai
kau katakan mencintai-Nya..
Tapi lebih kau sukai menghabiskan waktu mu dikantor dari pada bersama-Nya
kau katakan mencintai-Nya..
Tapi kau turuti syahwat berduaan dengan yang bukan muhrim..
Apakah engkau berpikir Dia tidak mengetahuinya… setelah segala daya dan upaya engkau kerahkan untuk menyembunyikannya.
kau katakan mencintai-Nya..
Tapi bagimu tempat maksiat tampak bagai Istana dari pada rumah-Nya
kau katakan mencintai-Nya..
Tapi menghamburkan uang di mall lebih engkau sukai daripada memberikan di jalan-Nya
kau katakan mencintai-Nya..
Tapi bagimu berteman dengan orang yang tidak jelas jauh lebih penting dibandingkan berteman dengan orang-orang yang dicintai-Nya..
Bahkan engkau cela orang-orang yang mencintai dan dicintai-Nya
kau katakan mencintai-Nya..
Di tiap hembusan napas mu kau bantah perintah-Nya..
Setiap peringatan, ancaman dan larangan-Nya kau anggap angin lalu..
Masihkah kau katakan mencintai-Nya.. ?
Perilaku demikian kah yang memberi makna mencintai ?
Tidak sayang… sekali-kali tidak..
Maaf sayang.. Cintamu Palsu….
(Abu Aisyah Al’Biaky)
No comments:
Post a Comment