Assalamualaikum. Hati kita ibarat pantai.....selalu saja berubah dan mengalami pasang surut dalam soal iman dan taqwa kepada Pencipta kita .Bila kita susah kita ingat Allah SWT bila kita senang kita mulai leka dan lupa....lalu bagaimana kita harus perbaiki diri? Berdoalah wahai adik-adikku....
1. Bismillahirrahmaanirrahim
Rabbabaa Laa Tuyigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab
Artinya:
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 7)
2. Bismillahirrahmaanirrahim
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik
Artinya:
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”
(HR. Ahmad dan at Tirmidzi)
(HR. Ahmad dan at Tirmidzi)
3. Bismillahirrahmaanirrahim
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Thaa’atik
Artinya:
“Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.”
(HR. Muslim)
(HR. Muslim)
Keterangan:
Ketiga doa di atas adalah doa yang bersumber dari Al Qur’an dan sunnah sohihah. Maka seorang muslim patut menghafal dan memunjatkannya kepada Allah setiap waktu, kerana terpelihara ataupun tercabutnya hidayah terletak pada kehendak dan kekuasaan Allah. Apabila Allah meneguhkan hidayah, tidak ada yang dapat memalingkan dan menyesatkannya.
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Sesiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan Sesiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 175)
“Sesiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan Sesiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 175)
أَلَا وَإِنَّ فِي اَلْجَسَدِ مُضْغَةً, إِذَا صَلَحَتْ, صَلَحَ اَلْجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ اَلْجَسَدُ كُلُّهُ, أَلَا وَهِيَ اَلْقَلْبُ
“ ….ketahuilah sesunguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila baik maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila rosak maka rosaklah seluruh jasadnya, ketahuilah bahawa dia itu adalah hati.” (Muttafaq ‘Alaih dari An Nu’man bin Basyir)
Sedangkan hati setiap seseorang berada di bawah kendalian Allah ‘Azza wa Jalla. Nabishallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“sesungguhnya hati anak Adam (manusia), semuanya berada di antara dua jari dari jari-jemari Allah, laksana hati yang satu, Dia arahkan ke mana sahaja yang Dia kehendaki.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat at Tirmidzi dari hadis Malik bin Anas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Sesungguhnya hati itu berada di dua jari dari jari-jari Ar Rahman, Dia membolak-balikkan sekehendak-Nya.”
Dalam riwayat Ahmad,
“jika Dia berkehendak (untuk menjadikannya sesat) maka akan disesatkan-Nya dan jika berkehendak ditetapkan iman maka akan tetap diteguhkan di atas petunjuk.”
Sedangkan sesiapa yang hatinya dijaga oleh Allah dengan hidayah, tiada seorang pun yang boleh menyesatkannya.
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ
“Sesiapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak seorangpun yang boleh menyesatkannya. Sebaliknya, siapa yang disesatkan oleh Allah maka tida seorangpun yang boleh memberinya petunjuk.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, at Tirmidzi dan lainnya)
Kerananya, kita sentiasa memohon kepada Allah, Tuhan kita semua, agar tidak menjadikan sesat hati kita setelah dia memberi petunjuk dan kita juga memohon limpahan rahmat dari sisi-Nya, sesungguhnya Dia dzat Maha Pemberi.
No comments:
Post a Comment